Review Buku: Pelukis Gurun pasir
Ulasan Novel: PELUKIS GURUN PASIR
“The miracle of holy land”
By: Spireads a.k.a vhiipi
π Pelukis gurun pasir (petualangan pekerja seni di Arab Saudi)
π©π» Fuad Abdurahman
π’ Republika Penerbit
π 410 halaman
Novel ini merupakan novel kesekian yang aku baca yang mengangkat tema tentang imigran, tetapi lebih istimewah karena disini menceritakan tentang bagaimana para pekerja imigran dari Indonesia berjuang dan bertahan di negara asing nan diimpikan umat Muslim, yakni Arab Saudi. Karena novel ini merupakan adaptasi dari pengalaman sang penulis Ketika masih menjadi TKI di Arab Saudi, maka setiap cerita di setiap bab sangatlah realistis dan terasa nuansa timur tengahnya. Kisah Prasetyo dalam buku ini sangat saya anjurkan untuk dibaca, terlebih karena pengalaman yang tidak bisa kita dapatkan ditempat lain bisa kita dapatkan dengan membaca kisahnya. Meski tak ada yang sempurna dalam penerbitan buku, tetapi Novel ini memberikanku 100% pengalaman membaca yang luar biasa.
Selanjutnya, konflik dalam novel ini sekilas terlihat sangat beragam, tetapi secara garis besar penulis mengambil konflik bagaimana Prasetyo bertahan hidup dengan pekerjaan, lingkungan, dan kebiasaan baru masyarakat Arab. Penyelesaiannya penuh keajaiban dan menyentuh. Mengingatkan kita dan memukul tepat ke dada kita, bahwa apapun itu Allah SWT selalu bersama hamba-Nya yang mengingat-Nya. Hanya saja kita yang sering kali melupakan keberadaan dan kekuasaan Allah SWT.
Dari segi bahasa, penulis menggunakan diksi yang mudah dicerna berbagai kalangan umur. Meski dialog tidak seimbang mengingat kebanyakan novel dengan sudut pandang orang pertama memang mengandalkan narasi, tetapi dialog-dialog tokohnya pun sangat menyenangkan. Apalagi jika Prasetyo menggunakan bahasa arab. Itu adalah belajar yang sangat menyenangkan. Novel PELUKIS GURUN PASIR ini juga dilengkapi glosarium istilah yang digunakan para tokohnya bila-bila kita ingin mencari kata yang terlewati, sangatlah membantu. Misalnya, mudir: penanggung jawab, athr: minyak wangi, dll.
Yang kira-kira …
Saya sangat menikmati membaca kisah Prasetyo ini. Menambah wawasan, mengingatkan kita kembali pada jalan Allah SWT. Dan semakin memupuk cita kita untuk segera ke tanah suci Makkah dan Madinah. Namun, porsi untuk teman-teman Prasetyo tidak begitu banyak, jadi terasa ada yang kurang. Walau sekali muncul, kisah teman prasetyo memang membekas. But Over all, Pelukis gurun pasir sangat luar biasa.
Lastly…
Semakin
menuju akhir, semakin kisah ini membuat saya terharu. Merindukan tempat yang
bakan menginjaknya saja tida pernah, Baitullah. Mencintai seseorang yang
melihatnya saja tak bisa, Rasulullah Saw. Novel ini mengajarkan banyak hal,
termasuk kemanusiaan, akhlakhul karimah, dan lainnya. Pemikiran atau pandangan
penulis tentang banyak hal yang dijelaskan dengan logis dan tidak memaksakan,
disisipkan dengan baik. Membuat kita berpikir kritis.
“tapi, bagiku, idealisme dan dengan kejujuran adalah suatu hal yang diperintahkan Rasul. Bukan masalah jadul atau kuno. Bukankah Rasul memerintahkan kita untuk mempertahankan kebenaran walau harus menggigit akar sekalipun dan mati karenanya?” – halaman 6
Komentar
Posting Komentar